Senin, 24 Oktober 2011 0 komentar

Pengamen Jalanan


Jreeng..jreeng..jreeng mungkin suara itu tidak asing terdengar ditelinga kita, apalagi ketika kita berada di keramaian umum seperti bus kota,warung makan,dan tempat lainnya. Mereka yang biasa disebut sebagai pengamen jalanan membawakan lagu dengan alat musik seadanya, bernyanyi dengan suara keras, terkadang terdengar sumbang , walau terkadang ada beberapa dari mereka yang bernyanyi dengan suara merdunya, membawakannya dengan penuh penjiwaan. Mereka yang berlalu pergi tanpa menyelesaikan nyanyiannya ketika ia diberi upah, ada pula mereka yang menyelesaikan nyanyiannya dan meminta tanpa pamrih.

Diantaranya ada pengamen yang sopan dan yang tidak sopan, mungkin seringkali kita berjumpa dengan pengamen yang kurang sopan, yang bernyanyi sekenanya ,meminta dengan paksaan, dan lain sebagainya, tidak banyak dari mereka yang mengamen secara sopan. Biasanya itupun terlihat dari penampilan mereka, dari cara mereka berpakaian dan tutur bahasanya. Mereka yang berpakaian seperti preman contohnya jangankan mau dengerin dia bernyanyi, melihat dia datang saja sudah takut duluan, apalagi kalau mintanya memaksa ,terkadang mereka lebih memaksa kepada kaum lelaki, untuk memaksa ke kamu perempuan sepertinya jarang terjadi. Biasanya kejadian paksa memaksa ini sering terjadi di angkot dan bus kota. Lain halnya dengan pengamen yang tahu kesopanan , ia bernyanyi dengan tulus dan meminta tanpa paksaan, terlihat dari cara dia berpakaian seadanya tapi rapih, bersih, kata-katanya yang sopan dan enak didengar.





Ketika orang-orang ingin segera sampai tujuan, sebagian orang yang lelah dan tertidur di bus, harus terganggu oleh mereka, sang pengamen jalanan dengan suaranya yang khas kadang suka teriak-teriak tidak jelas, mending kalau suaranya bagus, wah itu sih bisa jadi pengantar tidur yang baik di bus, atau malah bisa menenangkan hati yang sedang gundah. Indahnya kalau kita berjumpa dengan pengamen yang bener-bener niat ingin ngamen , suaranya bagus, sopan , apalagi kalau perjalanannya di waktu senja , busnya juga tidak  ramai-ramai banget, waah beneran tentram deh, berasa live music concert. Tapi kalau sudah sumpek, ramai , desak-desakan , ditambah lagi pengamen, mau sebagus apa tuh pengamen nyanyi tetap saja hawanya tidak enak, yaaa mendinglah kalau bagus nyanyinya ini udah sumpek ditambah sama pengamen yang tidak jelas menyanyinya, waduh makin memperburuk suasana namanya. Suka duka naik bus kota, milik bersama ya begitulah adanya.
  


Adalagi pengamen-pengamen yang selalu berkunjung ke warung-warung makan, lagi enak-enaknya makan tiba-tiba datang sekelompok orang membawa alat musik dan beraksi membawakan nyanyiannya. Mungkin beberapa dari mereka tidak berfikir , orang lagi makan malah disuruh mengeluarkan duit, kalau makannya pakai sendok sama garpu, kalau cuma pakai tangan ?? apakabarnya ?? tangan kotor penuh makanan , terus ngambil duit dikantong jadi kotor semua deh, apalagi pengamen kan sukanya mau cepet-cepet selesai saja tuh nyanyi, biar cepet dapet duitnya. Apalagi kalau pengamennya gak berhenti untuk dateng lagi dateng lagi, selesai pengamen yang satu, dateng lagi yang lain, begitu seterusnya, kalau begitu namanya bikin kantong bolong.

Tapi yang saya rasaian waktu  ikutan ngamen sama pengamen di jogja, ngamen itu gampang-gampang susah, awalnya dari sekedar iseng-iseng gara-gara lagi duduk di angkringan alun-alun selatan jogja, disitu ada pengamen yang dateng, terus saya dan teman-teman saya mau ikutan gabung sama mereka dan merekapun mengizinkan kami untuk bergabung, kayanya makin ramai makin seru. Ngamen itu harus tau lagu yang mau di nyanyiin, harus tau disini bukan harus tau lirik dan syair lagunya tapi harus tau situasi dan kondisi orang yang mau kita nyanyiin, kalau orangnya lagi ramai-ramai gitu biasanya kita ngebawain lagu-lagu yang ceria, kalau lagi berduaan saja kita bawain lagu-lagu romantis. Senengnya kalau pas kita lagi ngamen orang-orang yang dengerin itu juga ikutan nyanyi sama kita, ngerespon baik, dikasih makanan ringan, minta request lagu, selesai ngamen terus pada ngasih duit deh. Sedihnya kalo lagi ngamen terus dicuekin gitu, ketemu orang jutek, padahal udah ramah-ramah datengnya perginya sopan, malah tidak di respon duh itu berasa sangat tidak dihargai walau dia memberi duit sebesar apapun. Sekali muter saja sudah dapat penghasilan yang lumayan. suka duka mereka tidak terasa dengan kebersamaan.

Banyak dari mereka yang sukses karena musik , dengan musik mereka bisa mengekspresikan perasaan mereka, biasanya lagu-lagu yang dibuat oleh para pengamen jalanan maknanya sering berupa kehidupan mereka dan menyangkut kehidupan masyarakat terkadang juga sering berisi sindiran –sindiran. Dengan mereka bermain musik , mereka juga dapat menghibur diri sendiri dan orang lain. Banyak contoh grup band terkenal sekarang, diangkat dari mereka yang dulunya suka mengamen, apalagi zaman sekarang semakin berkembang, semakin banyak pula karya-karya di Indonesia, semakin canggih juga alat-alat musik zaman sekarang.

Intinya kalau ada pengamen mau itu pengamen yang sopan atau tidak, cobalah untuk menghargainya, beri duit kalau memang ada duit, tapi kalau sedang tidak ada duit, cukuplah dengan bilang “maaf saja” dengan menyatukan tangan sepeti orang memohon, bilangnya juga harus sesopan mungkin, dengan wajah yang tidak meledek atau meremehkan. Biasanya para pengamen lebih menghargai yang seperti itu, daripada harus melihat kita cuma diam tanpa basa-basi ketika ia meminta duit. Mungkin menurut mereka itu merupakan sikap yang seolah-olah tidak menghargai mereka.

 
Bila keberadaan para pengamen ini bisa mendapatkan arahan secara edukasi yang tepat dan berkesinambungan, bukan tidak mungkin dunia ngamen ini akan menjadi semacam lahan mentah dari pencarian bentuk-bentuk musik di Indonesia, yang kian hari terasa semakin canggih dibidang skill atau keterampilan teori, namun semakin tipis dalam karakter, terutama bila menyentuh akar tradisi dan budaya yang semestinya menjadi ujung tombak untuk dikembangkan secara lebih luas ke dunia musik internasional sebagai aset bangsa dan negara. 
0 komentar

Individu, Keluarga dan Masyarakat


INDIVIDU

“Individu” berasal dari bahasa latin “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Jadi merupakan sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa.

Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian sering digunakan sebutan “orang-seorang” atau “manusia perseorangan”. Sifat dan fungsi orang-orang disekitar kita adalah makhluk-makhluk yag agak berdiri sendiri, dalam berbagai hal bersama-sama satu sama lain. Tetapi dalam banyak hal terdapat perbedaannya.
                              
                                      

satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
 4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat

Makna Individu :
Manusia adalah makhluk individu,berarti makhluk yang tidak dapat di bagi 2,tidak dapat
dipisah-pisah kan antara jiwa dan raganya.

            KELUARGA


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga : 
Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Lain halnya Adler berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan pda hasrat atau nafsu berkuasa.

Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik , ekonomi dan keluarga.

Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

Menurut Salvicion dan Ara Celis keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.


MASYARAKAT

Pengertian Masyarakat, Unsur Dan Kriteria Masyarakat Dalam Kehidupan Sosial Antar Manusia
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.


                          






A. Arti Definisi / Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.





B. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
 
;