TEMPO.CO,
Jakarta - Tiga alat berat di lokasi proyek
pembangunan mass rapid transit (MRP) Sudirman, Jakarta Pusat, belum juga
beroperasi. Padahal, matahari sudah menyingsing dan jam menunjukkan pukul 10.15
WIB.
»Orang-orang lapangan
lagi pada meeting,” kata
petugas jaga proyek, Yogi, 28 tahun.
Benar saja, sekitar 15 menit kemudian, sejumlah
petugas proyek berdatangan ke lokasi. Mereka tiba dengan menggunakan seragam
dinas proyek berupa rompi berwarna oranye maupun biru, dan helm. Para petugas
yang memakai rompi oranye menuju ke alat pengeruk tanah dan alat derek. Sedangkan
yang biru ke alat bor.
Kegiatan proyek pun dimulai. Ketiga alat berat itu
lalu menjalankan fungsinya masing-masing. Deru suara yang berasal dari mesin
ketiga alat berat tersebut pun terdengar cukup keras. »Tapi sejauh ini
belum ada keluhan dari warga sekitar,” tutur Yogi. Sebab, Yogi melanjutkan, »Kita
bukan
pakai alat yang berisik.”
Yogi lalu mengangkat tangan kanannya dan menunjuk
ke alat bor yang digunakan untuk menggali tanah. Dengan suara
lantang lantaran bunyi mesin, Yogi mengatakan alat itu mengebor tanah tanpa
menimbulkan kebisingan yang mengganggu warga sekitar. »Tapi ada satu
alat bor yang lebih halus lagi.”
Setelah peresmian groundbreaking pada Kamis lalu,
pengerjaan proyek dilakukan dari jam 8 pagi sampai 5 sore. Kebisingan dalam
proyek, Yogi mengatakan, cuma berasal dari bunyi mesin
alat-alat berat. »Hanya bunyi standar dari mesin yang menyala,” ucap
Yogi. »Toh, ini masih dalam tahap pemancangan saja.”
Di seberang lokasi proyek, yang hanya berjarak 4
meter, terdapat hotel All Seasons. Humas hotel bertingkat 12 lantai itu, Gabby,
35 tahun, mengatakan sejauh ini belum ada komplain dari para pengunjung. »Ini
kan baru pengerjaan awal. Tapi enggak tahu kalau dua minggu
ke depannya nanti,” tutur Gabby.
Tak jauh dari hotel, Faizal, 43 tahun, yang sedang
membeli nasi goreng juga senada dengan Gabby. Karyawan PT Rekadaya Electrica
ini mengatakan, rekan sekantornya belum terganggu dengan kebisingan dari proyek
pembangunan MRT. »Ini baru pembukaan lahan groundbreaking. Mungkin suara
hanya dari alat,” ujarnya.
Yang harus diperbaiki :
- Tanda » pada setiap kalimat langsung
aktif seharusnya diawali dan diakhiri dengan memakai tanda kutip (“)
- Orang-orang lapangan lagi
pada meeting. Sebaiknya kata lagi pada dapat menggunakan kata sedang
- Sedangkan yang biru ke alat bor.
Sebaiknya menambahkan kata menuju.
- Kita bukan pakai alat yang
berisik. Sebaiknya kata bukan pakai diubah menjadi tidak memakai
- Dan menunjuk ke alat bor yang
digunakan untuk menggali tanah. Sebaiknya diubah menjadi menunjukan alat bor.
- cuma
berasal dari bunyi mesin alat-alat berat. Kata Cuma sebaiknya dapat diubah menjadi kalimat hanya yang sifat
bahasanya lebih halus untuk dibaca.
- Tapi enggak tahu kalau
dua minggu ke depannya . Sebaiknya diubah menjadi tidak tahu ,untuk bahasa yang lebih sopan.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 1972. Pengertian Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman,
ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya.