Pengalaman menjadi
backpacker ,waktu itu saya dan teman-teman saya merencanakan untuk berlibur ke
kota Yogyakarta rencana itu sebenarnya dadakan karena tiba-tiba ada libur
seminggu dari sekolah ,seminggu sebelum libur itu teman saya pun mengusulkan
untuk pergi ke Yogya. Jadi masih ada waktu seminggu untuk mengumpulkan uang
walaupun hasilnya pun ya gak banyak-banyak banget paling gak cukup untuk ongkos
pulang pergi ,makan, dan menyewa penginapan. Hari H pun kita berangkat naik
kereta ekonomi progo ,sempet takut buat naik kereta ekonomi seperti itu apalagi
untuk perjalanan jauh udah kebayang yang imagenya kereta ekonomi itu sumpek,
bau, panas, banyak penjajah makanan, apalagi minimnya tingkat keamanan yang
menjadikan kami untuk ekstra hati-hati dan waspada. Akhirnya dengan penuh
keberanian kami pun menaiki kereta tersebut dengan barang bawaan yang simple,
dan tiket kereta yang sudah ditangan, kami membeli tiket 3 hari sebelum
keberangkatan ini bertujuan agar kami dapat tempat duduk, karena biasanya kalau
membeli tiket pada hari itu juga ketika berangkat bisa-bisa gak dapet tempat
duduk, haduuuh udah ngebayangin bagaimana orang-orang yang gak punya tiket
duduk tergeleletak di bawah lantai, tidur pun gak tenang gara-gara penjajah
makanan yang suka bulak-balik gerbong. Ketika kereta tiba di stasiun kami pun
memasuki gerbong sesuai tiket yang kita dapatkan ,mencari-cari kursi sesuai
dengan tiket. Akhirnya kami pun mendapat tempat duduk rasanya lega jika kita
sudah mendapatkan tempat duduk sesuai tiket, tapi jangan heran jika ketika kita
dapati kursi kita sudah ada yang menempati, kita bisa memintanya dengan sopan
sambil menunjukkan tiket yang kita punya biasanya orang tersebut langsung
bangun dari duduknya dan mempersilahkan kita untuk duduk dibangku yang sudah
seharusnya kita tempati. Kita juga harus bergerak cepat jika mau masuk kedalam
gerbong kereta buat jaga-jaga kalau kereta tersebut tidak berhenti lama di
stasiun.
Kenyataannya di dalam kereta ekonomi ya memang seperti yang
digambarkan pada umumnya tapi ternyata gak seburuk sama yang saya alami waktu
itu, memang semua jauh dari yang namanya nyaman tapi kalau dibikin enjoy semua
gak bakal kerasa , waktu dikereta pun gak begitu terasa lama apalagi kalau kita
pergi ramai-rami sama teman-teman kita ,didalam kereta banyak kejadian lucunya
mulai dari kita yang lihatin para pedagang yang unik-unik ketemu orang-orang
jawa yang pada merantau ke Jakarta sampai ada yang cerita tentang kehidupannya
sama kita waah beneran jadi nambah pengetahuan ternyata dari minimnya keamanan
disana masih banyak sekali orang-orang yang baik, yang mau berbagi. Ketika malam
tiba dan sudah mulai larut rasa ngantuk pun muncul, mencoba untuk tidur tapi ya
begitulah cuma bisa tidur semerem-meremnya gak bisa tertidur pulas ,ya kita
tidur pun ganti-gantian buat kemanan bersama.
Dari malam sampai
ketemu pagi barulah kita sampai di kota Yogyakarta tepatnya di stasiun
Lempuyangan. Akhirnya sampai juga setelah bermalam di kereta, bersenda gurau,
bersumpek-sumpekan, muka yang kucel-kucel terlihat. Setelah mencuci muka kami
pun keluar stasiun dan melanjutkan mecari penginapan, yaaa penginapan yang
super duper murah karena budget yang minim. Setelah kami jalan ,muter-muter
sekitar jalan malioboro akhirnya kami mendapat penginapan yang cocok. Cocok dihati
dan tentunya cocok di harga. Tepatnya pas banget di jalan malioboro nya,
tinggal masuk gang dikit ketemu deh penginapannya dan itu membuat kami jadi
gampang buat kemana-mana karena pas di malioboro yang merupakan jantung kota Yogyakarta
untuk harganya juga lumayan sehari 60rb untuk satu kamar besar yang isinya bisa
menampung 6 orang sekaligus ,60rb dibagi 6 berarti semalam cuma mengeluarkan
duit 10rb saja untuk penginapan. Kalau masalah fasilitas ya gak usah ditanya
namanya juga penginapan murah atau biasa disebut dengan wisma, hanya ada
telivisi kecil dan kamar mandi di dalam itu yang kita cari yang penting kamar
mandi didalam, bangunannya pun tampaknya seperti bangunan tua yang penting kita
nyaman disana karena bisa dibilang bersih.
Untuk masalah makan juga gak terlalu
pusing karena harga makanan disana juga murah-murah, banyak angkringan kalau
malam-malam disana itu cara hematnya. Kalau untuk berpergian ke tempat-tempat
yang kita ingin kunjungi seperti keraton, taman sari ,dsbnya kita bisa
menggunakan andong atau becak bisa ditawar dengan harga murah. atau ingin ke
alun-alun utara biasanya ramai kalau malam kita bisa jalan kaki kesana gak akan
terasa lelahnya kalau kita bawa senang. Paling asyik kalau malam ke malioboro
disana ramai sekali sambil berjalan kaki menyusuri jalan malioboro wah di jalan
itu juga banyak sekali tempat-tempat bersejarahnya sekalian kita jalan sekalian
juga kita mengenal sejarah. Untuk oleh-olehnya pun harganya murah-murah, pernah
waktu itu teman saya mau membeli gelang dan waktu itu sedang heboh-hebohnya
sama cubic entah kenapa tiba-tiba temen saya nyeletuk bilang ke abang-abang
jualannya dan bilang “ wah saya bisa nih bang” dan abang-abangnya pun langung
jawab “ bisa ? wah coba dong ajarin nanti saya kasih gratis deh gelangnya” dan
benar saja ketika teman saya sudah mengajari abangnya dia pun diberi gelang
gratis wah lumayan sekali. Selain itu harga-harga barang disini bisa ditawar
sangat murah, asal tau triknya dan bisa menawar pasti dapat barang yang kita
inginkan dengan harga yang murah. Sepertinya tidak salah nih saya dan
teman-teman saya berlibur ke jogja dengan ongkos yang pas-pas an, karena disana
serba murah asal kita bener hemat dan gak lapar mata buat beli ini itu, yang
ada dengan uang yang pas-pas an gak akan bisa pulang ke Jakarta.
Walaupun bukan
backpacker yang sebenarnya tetapi dengan pergi keluar kota dengan uang yang
pas-pas an dan bertahan hidup disana dan balik lagi ke kota asal itu rasanya
hebat. Apalagi tanpa adanya campur tangan orangtua yang memberikan biaya untuk
pergi, semuanya pasti dengan persiapan yang matang walau duitnya tidak matang.
Ternyata untuk jadi backpacker bukan merupakan suatu hal yang buruk, malah itu
adalah hal yang menyenangkan. Bisa menambah pengetahuan dan pengalaman, membuat
kita bisa memanage duit yang pas-pas an sedemikian rupa supaya bisa bertahan
disana dan bisa pulang lagi.